Pada 19 Desember 1948 Belanda menyerang kedudukan R epublik Indonesia, maka pecahlah perang kemerdekaan II. Pada hari itu juga, sore hari ditengah hujan bergeraklah Batalyon II/Taruma Negara Brigade XIII/Siliwangi II di bawah pimpinan Komandan Batalyon Mayor Abdul Rakhman melalui route utara (Pegunungan Dieng, Karangkobar, G. Slamet) Long March, menuju Jawa Barat. Dalam perjalanan Long March ini Batalyon II Taruma Negara mendapat kehormatan mengawal Komandan Brigade XIII/- Siliwangi II, Letnan Kolonel Sadikin, dan Staf Brigade beserta keluarga-keluarganya di samping keluarga dari anggota-anggota Batalyon II/Taruma Negara sendiri.
Pertengahan Januari 1949 II/Taruma Negara telah memasuki wilayah Jawa Barat, selanjutnya melalui’ Subang, Cikijing, memasuki wilayah Kabupaten Majalengka dan tanggal 17 Januari 1949 tiba di Werasari. Tanggal 18 Januari 1949 Batalyon II/Taruma Negara menerima perintah dari Komandan Brigade XIII Letnan Kolonel Sadikin untuk:
a. Menduduki dan menguasai wilayah Kabupaten Sumedang
b. Bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan Letnan Kolonel Sadikin yang tidak lama kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi IV ISiliwangi dan Staf Divisi Siliwangi yang berkedudukan di daerah Buahdua Kabupaten Sumedang.
.Tanggal19 Januari 1949 pukul 06.00 pagi Kompi Amir Makhmud dan Kompi Komir Kartaman menyerang Pos Pertahanan Militer Belanda di Lemahputih yang berkekuatan 1 Kompi lengkap yang bertugas menghadang kesatuan-kesatuan Siliwangi yang melalui daerah Lemahputih tersebut. Pasukan Belanda terdesak dengan menderita korban mati dan Iuka-luka yang tidak sempat terhitung jumlahnya. Dari fihak kita, Sersan Mayor Birlan luka tertembak di perut dan tertawan; beberapa prajurit luka-luka/gugur. Dengan penyerangan ini, maka terbukalah pintu gerbang masuk ke wilayah Kabupaten Sumedang, untuk selanjutnya Kornpi- kompi Batalyon II/Taruma Negara menempati dislokasi yang telah ditentukan sebagai berikut:
a. Kompi I Kapten Amir Mahmud menduduki Kecamatan Tanjungsari Rancakajong dan sebagian Kecamatan Tanjungkerta
b. Kompi II Kapten Komir Kartaman menduduki dan menguasai daerah-daerah Kecamatan Cadasngampar, Darmaraja dan sebagian Kecamatan Situraja
c. Kompi IV Kapten Somali A. W. menduduki/menguasai daerah-daerah Kecamatan Situraja, Sumedang utara, Sumedang Selatan dan sebagian Kecamatan Darmaraja.c. Kompi III Kapten Edi Sumadipraja menduduki daerah kecamatan Buahdua, Conggeang, Tanjungkerta, Cimalaka dan sebagian Kecamatan Torno.
e. Komandan Batalyon Mayor Abdul Rakhman berada antara Kompi I dan Kompi III Komandan StafKompi/Wakil Komandan Batalyon Kapten Lili Kusumah berada di antara Kompi II dan Kompi IV.
e. Komandan Brigade XIII Letnan Kolonel Sadikin dan Staf Brigade berkedudukan di daerah Kompi III (Buahdua); setelah diangkat menjadi Panglima Divisi, beliau beserta Staf Divisi tetap berkedudukan di daerah Buahdua.
Setelah Belanda mengetahui kekuatan dan merasakan tekanan-tekanan yang dilancarkan oleh kesatuan-kesatuan Divisi Siliwangi di seluruh front Jawa Barat, dengan segala daya-upaya fihak Belanda berusaha membujuk kesatuan-kesatuan Divisi Siliwangi agar mau mengadakan kooperasi/ker- jasama dengan fihak Belanda/Negara Pasundan, an- tara lain usaha ini ditujukan pula kepada Batalyon lIlT aruma Negara. Dua buah .surat yang isi dan maksudnya membujuk agar Batalyon II/Taruma Negara mau bekerjasama dengan fihak Belanda disampaikan oleh seorang kurir/utusan fihak Belan- da/Pemerintah Negara Pasundan dan melalui Ko- mandan Pasukan & Teritorial Sumedang Selatan. (Letnan II R. Abdul Rojak Wirakusumah) pada tanggal 20 Pebruari 1949 untuk disampaikan kepada Komandan Batalyon Il/Taruma Negara.
Tentu saja bujukan fihak Belanda/Pemerintah Negara Pasundan ini tidak akan mempan terhadap patriotisme Divisi Siliwangi, khususnya Batalyon Il/Taruma Negara yang sudah terkenal dengan jiwa, tekad dan semangat perjuangan serta disiplin ba- janya berlandaskan “Sumpah Prajurit”. Tekad, ji- wa dan Semangat Berjuang tersebut tercermin dalam “Operatie Plan Batalyon Taruma Negara di Jawa Barat” yang dikeluarkan tanggal 1 Juli 1948 di Delanggu (JATENG) ditandatangani oleh Koman- dan Batalyon II/Taruma Negara waktu itu, ialah Mayor Sentot Iskandardinata,
Namun demikian, berdasarkan kesepakatan komandan batalyon dengan para komandan kompi, bujukan fihak Belanda untuk mengadakan kooperasi/kerjasama ini oleh Batalyon II Taruma Negara dijadikan kesempatan bagi keuntungan fihak kita, yaitu:
(1) Dengan dalih untuk memudahkan komunikasi antara seksi-seksi dan kompi-kompi Batalyon II/Taruma Negara dalam usaha mernenuhi per- mintaan/ajakan Belanda/Negara Pasundan tersebut, Mayor Abdul’ Rakhman meminta/menekankan kepada fihak Belanda supaya pasukan-pasukan/pos-pos militer Belanda dikonsinyir dalam straal 3 Km. Permintaan ini